Sinergi Diperlukan Untuk Tingkatkan Kinerja Perekonomian Nasional Indonesia 2019

Dalam peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) tahun 2018 hari ini, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan bahwa, untuk menghadapi berbagai tantangan demi meningkatkan kinerja perekonomian nasional 2019 diperlukan sinergi solid antara Bank Indonesia, Pemerintah, OJK, dan otoritas terkait dalam satu bauran kebijakan ekonomi yang saling memperkuat termasuk sinergi kebijakan reformasi struktural. Prospek perekonomian Indonesia 2019 diperkirakan tetap baik, karena ditopang sinergi yang semakin solid.

Poin-poin yang dikutip dari website Bank Indonesia

Pada 2019, Bank Indonesia terus menempuh bauran kebijakan guna memperkuat stabilitas eksternal dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, yaitu:

1. Tetap menempuh kebijakan moneter yang preemptive dan ahead of the curve.
2. Melanjutkan arah kebijakan makroprudensial yang akomodatif.
3. Mengakselerasi pendalaman pasar keuangan guna menjaga stabilitas di pasar uang dan mendukung pembiayaan ekonomi secara lebih luas.
4. Melanjutkan peran kebijakan sistem pembayaran dalam mendukung kegiatan ekonomi.
5. Mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah hingga di tingkat daerah sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.

Sinergi kebijakan ditempuh untuk konsisten melanjutkan reformasi struktural melalui empat strategi utama, yaitu; 

1. Meningkatkan daya saing perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan melalui penguatan empat elemen dasar yakni ketersediaan infrastruktur, kualitas modal manusia (human capital), adopsi teknologi, dan dukungan kelembagaan.
2. Mengembangkan kapasitas dan kapabilitas sektor industri.
3. Mengoptimalkan pemanfaatan ekonomi digital.
4. Memperluas sumber pembiayaan ekonomi.

Mengenai Buku LPI:

Buku LPI adalah publikasi rutin tahunan Bank Indonesia (BI) yang memuat kinerja dan perjalanan ekonomi Indonesia dalam 1 (satu) tahun. LPI juga menyampaikan sejumlah pelajaran yang diperoleh para pembuat kebijakan dari proses pengelolaan ekonomi bangsa selama setahun ke belakang, termasuk berbagai agenda yang masih perlu dilanjutkan dalam memperkuat perekonomian ke depan.